Thursday 31 October 2013

Antara Mimpi, Harapan dan Rasa Syukur

Jamannya sekolah adalah jamannya mimpi, jaman dimana penuh akan cita-cita, impian dan bayangan akan masa depan. Saya pribadi pun mengalami sindrome yang sama, kalau besar nanti mau jadi apa, bagaimana, dan lain sebagainya. Kalau dibilang cita-cita, cita-citaku adalah menjadi Tentara, Kopassus pake baret merah, beeuuuhh... apalagi di jaman dulu itu yang namanya Kopassus kerenlah pokoknya. Masuk SMA, yang namanya jiwa kemiliteran itu makin mengalir, mulai dari masuk ekskul Paskibra hingga Paskibraka dan Pelatihnya pun dijalani. Di SMA mulai berubah haluan, yang dulunya keren dengan Kopassus, ada minat mencoba kedinasan namun di Angkatan Laut, siapa tau bisa jadi Marinir kan... Coba dan coba, tes dan tes di Angkatan Laut akhirnya singkat cerita gugur di tahap akhir daerah, bisa dibayangkanlah itu perasaan galau, gundah gulana, kecewa, kesal campur aduk di hati dan pikiran karena apa? karena dari SMA udah ga ada lagi minat ikut apa itu PMDK, apa itu SMPTN, apa itu Ujian Mandiri di Universitas manapun itu, Swasta bahkan Negeri sekalipunlah, inisiatif daftar aja ga pernah, pokoknya kedinasan jadi tentara aja.

Disamping itu, sebenarnya ada 1 lagi yang juga sedang dijalani, yaitu ikut beasiswa kuliah di Universitas Bunda Mulia melalui sebuah yayasan milik Kementerian Pertahanan, yaa karena beasiswa cuma numpang badan aja, ikutan deh, itung-itung uji kemampuan pas tes nya.  Nama kampusnya aja ga pernah denger, apalagi tau kampusnya. Pernah waktu itu tes di Kampus tsb bentrok dgn tes di Angkatan Laut, mau gamau harus pilihlah, yaa jelaslaah pilih Angkatan Laut, hehee... Ternyata tes di kampus bisa nyusul, cuma tes nya sendirian, it's ok lah...

Setelah tes akademik, wawancara, psikologi di Yayasan dan lulus, beberapa diarahkan ke UBM untuk tes selanjutnya (sebenarnya ada 2 kampus UBM dan UPN, cuma diarahkan ke UBM yaa take it lah...). Karena bentrok dengan tes di AL, maka mau ga mau tes di UBM sendirian, eh pas wawancara, saya lihat ternyata udah ada hasil pengumuman 7 orang yang lulus dari puluhan yang tes (beasiswa utama dengan jatah 5 sebenarnya, tp krn bagus2 ditambah kali), dalam hati "terus kenapa gue harus ikut tes dan wawancara lagi kalau udah ada hasil 7 orang yang lulus"? cuma gatau kenapa didalam hati itu ada yang bilang, "udah jangan takut, tidak ada usaha yang sia-sia".

Beberapa minggu menunggu hasil, karena emang cuma itu aja udah yang diharapakan, Angakatan Laut udah gugur, SMPTN ga ngikut, Swasta? wuaaahh saya pribadi bukan nya ga minat, tapi mikir biayanya yang aduhai mahal sebenarnya, Kakak kuliah, adek 2 SMA, mikir begitu mengurungkan niat untuk masuk2 kuliah, negeri sekalipun, karena swasta negeri ga ada bedanya sebenarnya, sama-sama keluar uang dan itu ga dikit.

 Ya memang Tuhan punya rencana, akhirnya saya kuliah di UBM. Tahun pertama itu males banget, yaa bisa dikatakan ga bersyukur udah dikasi kuliah tapi malas-malasan, alhasil 2 tahun kuliah itu IP cuma mentok di angka 3 aja udah, koma nya cuma 1 paling besar, soalnya kalau dibawah 3 langsung keluar atau bayar sendiri, hehee... itulah betapa tidak bersyukurnya diri ini, karena merasa "This is not what I want". Akhirnya dua tahun kuliah, saya memutuskan untuk coba di kedinasan lagi, tapi coba Angkatan Daratnya. Itupun tes nya diam-diam jangan ketauan yayasan, soalnya ga enak. hehee... tapi jangankan yayasan, bokap aja gatau gue tes AD, yaa walaupun ujung-ujungnya ketauan juga pas mau Pantukhir Daerah. Sebenarnya bukannya gamau kasitau, cuma mau membuktikan kalau saya mampu, karena tidak bisa kita pungkiri yang namanya unsur masuk TNI itu, unsur KKN sangat kental sekali, dan itu benar juga terjadi pada saya.

Tes dan tes, dengan persiapan yang apa adanya saya lulus bahkan di tes psikologi saya boleh berbangga hati karena termasuk rangking 20 besar dari sekitar 260 yang masi tersisa. hehehe... Beratnya, itu tes pas bentrok sama UAS, wuuaahh banyak strategi diatur gmn caranya UAS jgn ketinggalan, jangan sampai itu ga dapat ini ga dapat, diam2 setelah tes pinjam motor orang Kodam Jaya buat ke Ancol cuma untuk UAS, UAS buru2 karena di sms in teman tes mau mulai, ngebut lagi ke daerah Cawang, itu bolak balik selama tes kurang lebih 2 minggu, tapi Puji Tuhan semua bisa dilewati tanpa ada yang harus dikorbankan. ^_^

Sampai di tahap akhir daerah, singkat cerita saya pun ga lulus lagi ^_^. Tapi dalam proses banyak sekali rasa kecewa yang dialami, mulai dari peserta yang sudah gugur ikut tes lagi, dimintai uang (ratusan juta), digugurkan karena kesehatan (pas cek di 2 rumah sakit Kemhan dan RSPAD setelah pengumuman saya tdak lulus, ternyata hasilnya sehat), yang rangkingnya dibawah bisa lulus dan lanjut, dll sebagainya membuat kesaaaalllLLLLLLLLLLLLLLLLLLL sebenarnya,... hahahaa... bahkan teman orang tua yang tau kejadian itu mengusulkan dan mengarahkan untuk mendatangi ini itu (karena ortu di Kemhan yang berhubungan dengan kemiliteran tentunya) agar bisa diikutkan dll sebagainya, cuma kata hati bilang tidak usah dan stop, cukup, mungkin rejeki ku bukan disini, mungkin Tuhan memberikan tanda lebih dari itu ada yang lebih besar. Alhasil setelah kejadian ini saya komitmen fokus kuliah (baru disini kuliah bener, di semester 5 ^_^), setelah komit fokus kuliah, yaaa ada perubahanlah, kejar IPK tentunya, hahaaa... walaupun diujung kuliah IPK ga terlalu tinggi apalagi cumlaude, hehee, tapi bukan IPK yang menentukan berhasil tidaknya saya.

Nah setelah lulus bingung lagi, hahaa, biasa masalah kerjaan. Tapi Tuhan sangatlah baik, terlebih pada saya, ga lama saya kerja di bidang otomotif, setelah itu belum ada setahun dapat kerja baru lagi di salah satu perusahaan swasta grup terbesar di Indonesia hehehehe... dan saya menyadari kalau cerita hidup itu penuh warna, sebenarnya kitalah yang memilih warna apa yang pantas untuk hidup kita, kita sendiri kok yang mewarnai hidup kita...

Hidup itu dibungkus oleh banyak lapisan, ada kalanya kita hanya mampu melihat lapisan luarnya saja tanpa tau isi didalamnya. Banyak masalah bila dikeluhkan ga ada ujungnya, menikmati yang ada sebagai berkat terindah dan bersyukur, yaa setidaknya rasa syukur mampu mengurangi beban di pundaklah.

Sehingga ada salah satu prinsip yang saya yakini, kalau orang baik akan mendapat yang baik...
Like a Song,...
 "Que sera, sera, Whatever will be, will be;
The future's not ours to see. Que sera, sera, What will be, will be."


Terjadilah apa yang seharusnya terjadi, karena kita tak tau masa depan itu seperti apa. Rasa Syukur, Syukurr, dan Syukurrr membuat mimpi dan harapan itu lebih dari yang kita bayangkan. Ada makna yang lebih yang disediakan Tuhan di proses itu semua yang tanpa kita sadari meningkatkan kualitas hidup kita. 


Bersyukur itu mudah disaat keadaan baik-baik saja, Tapi, apakah kita masih mampu bersyukur disaat pertolongan Tuhan tak kunjung datang?
Biasanya ekspresi Emosilah yang lebih dulu hadir di hati dan pikiran kita.
 

Masalah dalam Hidup itu bagaikan Air Mendidih. Namun di setiap masalah, selalu tersimpan Mutiara Iman yang Berharga.

No comments:

Post a Comment